Dikepalanya masih menyisa coklat yang butirannya tertinggal di televisi
Kupukul dengan linggis yang padat dengan runcing di setiap ujungnya
Meneriakkan keluhan palsu dengan muka yang setengah basah
Hujan lupa pada jemuran sedang malam tertawa dibawah bantal
Iseng mengompoli baju nenek yang semakin keriput di bawah kelambu rahasianya
Anggrek kuping gajah beberapa mulai besembunyi di sudut rumah
Enggan untuk disayati oleh gunting yang menjelma tanganku
Luka pun menggeliati pada sayatan lama di tubuh
Nenek tersenyum dengan muka putih
Hujan di sana
Bandar Lampung. 2007
No comments:
Post a Comment