Hujan mengencingi bajuku
Kemarin aspal melumuri mulutku
Pohon menabrak mobil yang melaju kencang
Dia sendirian menutup matanya dengan tangan
Angin berkejaran tanpa memakai baju hangat
Air di panci mulai sekarat
Hujan mengencingi lagi
Aku marah pada batu
Seragam dilepaskan pada sungai
Aku umpat lemari dan televisi
Sikring menari-nari di kepalaku
Bersama hujan yang terus kencing
Bandar Lampung. 2007
No comments:
Post a Comment