Kutitip kenangan
Ikan berenang di bak yang telah disediakan
Sekarang sedang panen hujan
Dalam lingkaran donat. Kita mengeja sebuah kecemasan baru. Kecemasan yang sekarat. Dibalut dengan dekat dan berharap. Seperti kisah petualang ke pulau tak berpenghuni.
Teh loncat dari punggungku. Kemudian berlari dan bersembunyi dalam botol-botol. Di dalamnya bergambar sepasang calon kepala daerah.
Hujan berlarian pelan. Di halaman yang berjatuhan spanduk.
Kami terus berteriak di sudut jam yang sudah muntah. Hujan masih saja membentak jalan yang sedang kami perbaiki.
Seperti hujan dan kapal yang sedah pecah. Dengan sayap yang setengah patah terjatuh di landasan.
Berhentikah di pagi
No comments:
Post a Comment